Selamat datang di radiografermoond blogspot. semoga kalian mendapatkan pengalaman yang menarik setelah mengunjungi radiografermoond blogspot. Have Fun ! Thank you...


[Radiografermoond]


Teman-teman radiografermoond tolonng dukung radiografermoond dalam acara " apresiasi pestablogger 2010 "



di kolom paling bawah terdapat blog yang di nominasi kan

pilih blog category : blog individu bidang pendidikan


masukan alamat blog yang d categorikan :http://radiografermoond.blogspot.com/



toloong ya teman radiografermoond

terima kasih atas bantuannya

terima kasih..


- - Radiografermoond - -

Read More......

mencoba menyanyikan lagu kisah yang tak berujung ^^



Mencoba menyanyikan lagu kisah yang tak berujung dari glenn fredly

Read More......

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Sacrum dan Coccyx

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis sacrum dan coccyx

di anjurkan sebelum pemeriksaan pasien buang air kecil terlebih dahulu sehingga kandung kemih dalam keadaan kosong.

dalam Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Sacrum dan Coccyx biasanya dilakukan proyeksi AP AXIAL

1. PROYEKSI AP AXIAL

film ; 24 x 30 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan lengan berada di samping tubuh

POSISI OBJEK :
- pertengahan MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan
- atur kedua SIAS berjarak sama terhadap meja pemeriksaan
- dengan memperhatikan proteksi radiasi terhadap pasien, maka atur luas kolimasi secukupnya sesuai dengan objek yang diperiksa
- pertengahan kaset 2 inches superior dari symphysis pubis

Central Point : sekitar 2 inches superior dari symphysis pubis
Central Ray : 15 derajat cephalad untuk sacrum dan 10 derajat caudad untuk coccyx
Faktor Eksposi : kV 73 dan mAs 20

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas gambaran sacrum dan coccyx
- tampak pembatasan luas lapangan penyinaran pada sisi lateral tubuh.


CATATAN : FAKTOR EKSPOSI TERGANTUNG PADA CAIRAN PROCESSING FILM, APAKAH CAIRAN ITU BARU ATAU SUDAH LAMA.

Read More......

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Lumbalis

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Lumbalis

Dalam Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Lumbalis biasanay dilakukan 2 proyeksi rutin, yaitu AP dan LATERAL

1. PROYEKSI AP

film ; 30 x 40 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan atau berdiri di depan kaset stand

POSISI OBJEK :
- MSP tubuh apda midline meja pemeriksaan
- bila pasien diposisikan supine, maka kaki di fleksi sehingga bagian punggung menempel pada meja pemeriksaan
- tangan pasien diletakkan diatas dada atau disamping tubuh pasien supaya tidak menutupi objek yang akan diperiksa.
- pertengahan kaset pada vertebrae lumbalis ke 3 atau pada umbilicus
- jika pasien berdiri, maka berat badan harus terdistribusi sama pada kedua kaki, jika kedua kaki tidak sama panjang maka kaki yang pendek harus di ganjal supaya untuk mengimbangi kaki yang satunya
- dengan memperhatikan proteksi radiasi, atur kolimasi sesuai objek yang akan di periksa
- saat eksposi pasien diberi instruksi untuk tahan nafas setelah tarik nafas dalam untuk mengurangi pergerakan atau pasien tarik nafas secara perlahan selama eksposi sehingga paru-paru kabur.
- gunakan selalu heel effect untuk menambah densitas yang merata dengan posisi katoda mengarah ke kaki sehingga persentase radiasi yang besar menembus sisi yang tebal.

Central Point : pada vertebrae lumbalis ke 3 atau pada umbilicus
Central Ray : tegak lurus terhadap film
Faktor Eksposi : kV = 76 dan mAs = 25

KRITERIA GAMBAR :
- tergambar area dari vertebrae thoracal 12 sampai sacrum 1
- batasi sisi lateral lumbal kanan - kiri
- tampak batasan kolimasi (batas luas lapangan penyinaran)
- untuk kriteria lumbal-sacrum, maka tergambar area dari vertebrae thoracal 12 sampai keseluruhan sacrum terbawa, dan batasi sisi lateralnya
- tidak ada rotasi atau pergerakan pada pasien.


2. PROYEKSI LATERAL

film ; 30 x 40 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan atau berdiri di depan kaset stand dengan posisi true lateral

POSISI OBJEK :
- MSP tubuh apda midline meja pemeriksaan
- usahakan pasien true lateral, dengan kedua lutut di tekuk
- kedua tangan pasien diletakkan di bawah kepala supaya pasien merasa nyaman
- pertengahan kaset pada vertebrae lumbalis ke 3 atau pada umbilicus
- jika pasien berdiri, maka berat badan harus terdistribusi sama pada kedua kaki, jika kedua kaki tidak sama panjang maka kaki yang pendek harus di ganjal supaya untuk mengimbangi kaki yang satunya
- dengan memperhatikan proteksi radiasi, atur kolimasi sesuai objek yang akan di periksa
- saat eksposi pasien diberi instruksi untuk tahan nafas setelah tarik nafas dalam untuk mengurangi pergerakan atau pasien tarik nafas secara perlahan selama eksposi sehingga paru-paru kabur.
- gunakan selalu heel effect untuk menambah densitas yang merata dengan posisi katoda mengarah ke kaki sehingga persentase radiasi yang besar menembus sisi yang tebal.

Central Point : pada vertebrae lumbalis ke 3 atau pada umbilicus
Central Ray : tegak lurus terhadap film
Faktor Eksposi : kV = 92 dan mAs = 35

KRITERIA GAMBAR :
- tergambar area dari vertebrae thoracal 12 sampai sacrum 1
- batasi sisi lateral lumbal kanan - kiri
- tampak batasan kolimasi (batas luas lapangan penyinaran)
- untuk kriteria lumbal-sacrum, maka tergambar area dari vertebrae thoracal 12 sampai keseluruhan sacrum terbawa, dan batasi sisi lateralnya
- tidak ada rotasi atau pergerakan pada pasien.


CATATAN ; FAKTOR EKSPOSI TERGANTUNG PADA CAIRAN PROCESSING, APAKAH CAIRANNYA BARU ATAU SUDAH LAMA


Read More......

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis thoracalis

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis thoracalis

Dalam Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis thoracalis terdapat 2 proyeksi yaitu AP dan LATERAL

1. Proyeksi AP

film : 35 x 43 cm, 30 x 40 cm, atau 18 x 43 cm

POSISI PASIEN :
- pasien dalam keadaan supine diatas meja pemeriksaan atau pasien dalam kondisi erect dengan tubuh menempel pada vertical grid device
- jika pasien supine maka letakkan kepala diatas meja pemeriksaan atau di atas bantal tipis untuk mencegah penambahan dorsal kyphosis

POSISI OBJEK :
- pertengahan MSP tubuh pada midline grid
- letakkan kedua tangan pasien disamping tubuh dan atur kedua shoulder dalam bidang horizontal yang sama
- jika pasien supine, fleksikan hips dan kness secukupnya sehingga bagian belakang kontak dengan meja dan juga untuk mengurangi dorsal kyphosis
- atur kedua kaki posisi vertikal dan imobilisasi dengan menggunakan sandbags
- jika pasien berdiri, maka berat badan harus terdistribusi sama pada kedua kaki, jika kedua kaki tidak sama panjang maka kaki yang pendek harus di ganjal supaya untuk mengimbangi kaki yang satunya
- pertengahan film pada vertebrae thoracal ke 7 sekitar 3 - 4 inchs distal dari jugular
- lindungi gonad pasien
- dengan memperhatikan proteksi radiasi, atur kolimasi sesuai objek yang akan di periksa
- saat eksposi pasien diberi instruksi untuk tahan nafas setelah tarik nafas dalam untuk mengurangi pergerakan atau pasien tarik nafas secara perlahan selama eksposi sehingga paru-paru kabur.
- gunakan selalu heel effect untuk menambah densitas yang merata dengan posisi katoda mengarah ke kaki sehingga persentase radiasi yang besar menembus sisi yang tebal yaitu thorax

Central Point : pada vertebrae thoracal ke 7
Central Point : tegal lurus terhadapat kaset
Faktor Eksposi : kv = 76 , dan mAs = 20

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas ke 12 vertebrae thoracalis
- tampak adanya kolimasi (pembatasan luas lapangan penyinaran)
- processus spinosus pada pertengahan pasien
- vertebrae thoracalis ke 7 pada pertengahan film


2. PROYEKSI LATERAL

film : 35 x 43 cm, 30 x 40 cm, atau 18 x 43 cm

POSISI PASIEN :
- pasien diposisikan supine atau berdiri dengan posisi true lateral
- jika memungkinkan posisinya lateral kiri agar sisi jantung dekat dengan film sehingga overlapping dengan vertebrae
- pasien menggunkan baju pasien dengan tali nya berada di bagian belakang, sehingga mudah untuk mengecek posisi pasien
- jika posisi pasien tiduran, maka letakkan bantal kecil dibawah kepala pasien dan atur MCP nya tegak lurus dengan meja pemeriksaan

POSISI OBJEK :
- fleksikan hips dan knees sehingga nyaman
- letakkan pengganjal dibawah knee dan letakkan sanbag diantara kedua knee
- atur kedua arm, sehingga columna memanjang dan tubuh true lateral
- pertengahan film pada vertebrae thoracal ke 7 sekitar 3 - 4 inchs distal dari jugular
- lindungi gonad pasien
- dengan memperhatikan proteksi radiasi, atur kolimasi sesuai objek yang akan di periksa
- saat eksposi pasien diberi instruksi untuk tahan nafas setelah tarik nafas dalam untuk mengurangi pergerakan atau pasien tarik nafas secara perlahan selama eksposi sehingga paru-paru kabur.
- gunakan selalu heel effect untuk menambah densitas yang merata dengan posisi katoda mengarah ke kaki sehingga persentase radiasi yang besar menembus sisi yang tebal yaitu thorax

Central Point : pada vertebrae thoracal ke 7
Central Point : tegal lurus terhadapat kaset
Faktor Eksposi : kV = 90 dan mAs = 28

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas gambaran thoracal LATERAL yang menembus ribs dan paru-paru
- tampak ke 12 vertebrae thoracal, karena bagian atas vertebrae thoracal biasanya tergambar kurang jelas maka film bisa di geser ke bawah sehingga L1 dan L2 tergambar
- tampak kolimasi untuk mengurangi radiasi hambur terhadap pasien maupun terhadapat film.


CATATAN : FAKTOR EKSPOSI TERGANTUNG PADA PROCESSING FILM, APAKAH CAIRAN NYA MASIH BARU ATAU SUDAH LAMA

Read More......

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Cervicalis

Teknik Pemeriksaan Columna Vertebralis Cervicalis


Dalam pemeriksaan Columna Vertebralis Cervicalis biasanya dilakukan dalam 4 proyeksi, proyeksi tersebut ialah AP AXIAL, LATERAL, RPO dan LPO.

1. PROYEKSI AP AXIAL

film : 18 x 24 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien dalam posisi supine atau berdiri dengan bagian belakang pasien dekat dengan film
- atur kedua shoulder dalam bidang horizontal yang sama untuk mencegah rotasi dari leher.

POSISI OBJEK :
- pertengahan MSP tubuh pada midline meja pemeriksaan atau pada vertikal grid
- ekstensikan dagu secukupnya sehingga garis dari bagian atas dari bidang occlusal menuju mastoid tips tegak lurus meja, hal ini untuk mencegah super posisi mandibula dengan pertengahan cervical
- pertengahan kaset pada cervical ke 4
- lindungi gonad pasien
- dengan memperhatikan proteksi radiasi terhadap pasien, maka beri batas kolimasi secukupnya
- selama eksposi pasien diberi instruksi untuk tidak bergerak.

Central Point : pada cervical ke 4
Central Ray : 15 - 20 o cranially
Faktor Eksposi : kv = 61 dan mAs = 12

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas area dari c3 sampai t2
- bayangan mandibula dan occipital superposisi dengan c1 dan c2
- terbukanya intervertebral disk space
- processus spinosus berjarak sama dengan pedicle





2. PROYEKSI LATERAL

film : 18 x 24 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien di posisikan true lateral disamping vertical grid device
- pasien duduk atau berdiri tegak dan atur ketinggian kaset sehingga pertengahannya pada cervical ke 4

POSISI OBJEK :
- coronal plane yang menembus mastoid tips pada midline film
- atur pasien sedekat mungkin dengan kaset
- atur kedua shoulder dalam bidang horizontal yang sama
- atur tubuh pasien sehingga true lateral
- dagu sedikit di ekstensikan
- berikan beban pada kedua lengan pasien supaya bahu sedikit menekan kebawah dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran columna vertebralis cervicalis ke 7 yang tidak superposisi dengan bahu atau shoulder
- selama eksposi, pasien di beri instruksi untuk tidak bergerak
- dengan memperhatikan proteksi radiasi terhadapat pasien, maka atur luas kolimasi secukupnya.

Central Point ; pada cervical ke 4
Central Ray ; tegak lurus terhadap kaset
Faktor Eksposi : kv = 61 dan mAs = 12

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas ke 7 cervical
- leher ekstensi sehingga ramus mandibula tidak overlapping dengan c1 dan c2
- tampak c4 pada pertengahan film
- tidak ada rotasi atau kemiringan pada keseluruhan cervical




3. POSISI RPO

film : 18 x 24 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien supine atau berdiri/duduk dengan muka menghadap tube / tabung sinar - x

POSISI OBJEK :
- atur tubuh dan kepala oblique sehingga membentuk sudut 45 0
- pertengahan kaset pada cervical ke 4
- bahu sebelah kanan menempel pada kaset dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran pada sisi sebelah kiri columna vertebralis cervicalis atau sisi yang jauh dari film
YANG TAMPAK ADALAH FORAMINA YANG JAUH DARI FILM
- dengan memperhatikan proteksi radiasi terhadapat pasien, maka atur luas kolimasi secukupnya.
- selama eksposi pasien diberi instruksi untuk tidak bergerak.

Central Point : pada cervical ke 4
Central Ray : tegak lurus terhadapat kaset (vertical) atau bisa juga menggunakan 15 - 20 o
cranially dengan tujuan untuk mendapatkan foramen vertebralis yang lebih baik.
Faktor Eksposi : kv = 61 dan mAs = 12

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas terbukanya intervertebral foramina yang jauh dari film
- terbukanya space discus intervertebralis
- dagu tidak overlapping dengan c1 dan c2
- tulang occipital tidak overlapping dengan c1
- tampak ke 7 cervical dan vertebrae thoracal ke 1



4. PROYEKSI LPO

film : 18 x 24 cm, memanjang

POSISI PASIEN :
- pasien supine atau berdiri/duduk dengan muka menghadap tube / tabung sinar - x

POSISI OBJEK :
- atur tubuh dan kepala oblique sehingga membentuk sudut 45 0
- pertengahan kaset pada cervical ke 4
- bahu sebelah kiri menempel pada kaset dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran pada sisi sebelah kanan columna vertebralis cervicalis atau sisi yang jauh dari film
YANG TAMPAK ADALAH FORAMINA YANG JAUH DARI FILM
- dengan memperhatikan proteksi radiasi terhadapat pasien, maka atur luas kolimasi secukupnya.
- selama eksposi pasien diberi instruksi untuk tidak bergerak.

Central Point : pada cervical ke 4
Central Ray : tegak lurus terhadapat kaset (vertical) atau bisa juga menggunakan 15 - 20 o cranially dengan tujuan untuk mendapatkan foramen vertebralis yang lebih baik.
Faktor Eksposi : kv = 61 dan mAs = 12

KRITERIA GAMBAR :
- tampak jelas terbukanya intervertebral foramina yang jauh dari film
- terbukanya space discus intervertebralis
- dagu tidak overlapping dengan c1 dan c2
- tulang occipital tidak overlapping dengan c1
- tampak ke 7 cervical dan vertebrae thoracal ke 1




CATATAN : faktor eksposi tergantung pada cairan proccesing film, apakah cairan itu baru atau lama.





Read More......

7 Kesalahan Paling Sering Dalam Ber-DIET

1. berlapar-lapar :
Berlapar-lapar akan menyebabkan metabolisme tubuh kita menurun, yang menyebabkan melambatnya pembakaran lemak, dan semua itu menurunkan energi kita sehari-hari sehingga kita akan merasa kurang fit, loyo. Lapar juga pertanda perut kita kosong dan gula darah kita sudah menipis
sedangkan otak kita membutuhkannya. Apabila diteruskan, kita akan mulai merasa pusing.Yang benar adalah makan 5-6x sehari, tiga makan normal dan tiga snack untuk memacu metabolisme tubuh supaya tetap tinggi.

2. Skip Breakfast :
Sarapan adalah makan yang paling penting untuk tubuh kita. Setelah kita tidur 8 jam tanpa nutrisi sama sekali, tubuh kita sangat membutuhkan nutrisi pada saat sarapan dan juga untuk menghadapi hari panjang dengan energi yang penuh. Melewatkan sarapan membuat tubuh kita katabolik, yaitu tubuh berusaha mengambil energi dengan cara mengambil dari otot kita.

3. Tidak Makan Malam :
Diasumsikan bahwa kita mau tidur koq malah makan. Memang dalam tidur kita tidak membutuhkan kalori dalam jumlah yang banyak, terutama kita tidak membutuhkan karbohidrat yang tinggi. Tetapi kita membutuhkan banyak protein sewaktu kita tidur, karena pada saat kita
tidur, hormon pertumbuhan akan keluar, tubuh akan memperbaiki
semua sel-sel tubuh yang rusak dan bahan baku terpentingnya adalah protein. Sebaiknya konsumsi protein sekitar 2-3 jam sebelum tidur.
Karbohidrate paling telat 4 jam sebelum tidur.

4. Tidak makan setelah berolahraga :
Makan setelah berolahraga diasumsikan bahwa olahraga kita akan sia-sia. Habis dibakar koq langsung diisi. Padahal makan setelah berolahraga ini adalah makan terpenting untuk tubuh kita. Sangat disarankan untuk meminum protein dan karbohidrat maksimal 15 menit setelah latihan, dan makan real food maksimal 1 jam setelah latihan untuk perbaikan tubuh kita setelah olahraga.

5. Kurang minum air :
Kurang minum air ternyata membuat tubuh kita menahan lebih banyak air di dalam tubuh dan menyebabkan berat tambahan serta kurang minum air juga menyebabkan metabolisme atau pencernaan nutrisi kurang berjalan lancar. Minumlah 2-3 liter air setiap hari.

6. Crash Diet :
Lemak mempunyai fungsi penting dalam tubuh kita, membantu penyerapan vitamin A, D, E, K. Apabila lemak tidak kita konsumsi sama sekali, makan tubuh kita akan kekurangan vitamin-vitamin ini dan menyebabkan penyakit yang lebih serius. Tidak makan karbohidrat juga sangat berbahaya karena tubuh kita membutuhkan karbohidrat untuk sumber energi utama. Otak kita juga membutuhkannya untuk energi. Diet yang disarankanadalah yang seimbang, bukan yang mengharamkan salah satu jenis nutrisi yang ada.

7. Menetapkan Cheat day (makan bebas) :
Menetapkan cheat day khusus seperti ini dianggap seperti memberikan reward atau hadiah setelah kita berhasil melewati enam hari sebelumnya dengan diet ketat. Diet sebenarnya adalah pola makan teratur, memberikan cheat day akan memprogram otak kita bahwa enam hari sebelumnya adalah hari penuh sengsara. Pola ini apabila diteruskan, lama kelamaan akan membuat kita capek berdiet dan akhirnya melepaskan pola diet yang dijalanin dan membuat diet kita secara keseluruhan gagal. Anggaplah diet Anda adalah sebuah gaya hidup bukan tuntutan atau tekanan dari siapapun juga.

sumber : http://dietsehat911.blogspot.com/2009/10/download-ebooks-dietsehat911.html

Read More......

untuk temand-temand mahasiswa jurusan radiodiagnostik dan radioterapi poltekkes depkes jkt II semester 4 ( Tingkat II ) reguler maupun swadana yang ingin materi kelompok bu eny tentang dasar teknik radiografi lanjut II , silahkan kunjungi radiografermoond blogspot (sudah ada link untuk download).



KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD

Read More......

untuk temand-temand mahasiswa jurusan radiodiagnostik dan radioterapi poltekkes depkes jkt II semester 4 ( Tingkat II ) reguler maupun swadana yang ingin materi kelompok pak mulyono tentang dasar ekologi kependudukan , silahkan kunjungi radiografermoond blogspot (sudah ada link untuk download).


KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD (MATERI EKOLOGI)

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD (MATERI KEPENDUDUKAN)

Read More......

Teknik Radiografi Dasar

TEKNIK RADIOGRAFI DASAR

1. Pengertian Posisi Objek
adalah letak atau kedudukan dari sebagian tubuh pasien atau penderita yang perlu diatur dalam suatu pemotretan

2. Posisi pasien yang biasa dilakukan
- Supine
==> Pasient tidur diatas meja pemeriksaan atau biasa disebut posisi terlentang
- Prone
==> Pasien tengkurep diatas meja pemeriksaan dengan posisi perut berada di bawah
- Erect
==> Pasien Posisi berdiri
- Lateral
==> Pasien tidur miring ke kiri atau kanan
- Oblique
==> Pasien tidur dengan posisi 45 derajat (Sedikit miring)

3. Istilah-istilah sikap atau anatomi

- Superior = ( bagian atas )
- Inferior = ( bagian bawah )
- Anterior = ( bagian depan )
- Posterior = ( bagian belakang )
- Internal = ( bagian dalam )
- Eksternal = ( bagian luar )
- Dekstra = ( bagian kanan )
- Sinistra = ( bagian kiri )
- Lateral = ( bagian samping )
- Medial = ( bagian tengah )
- Sentral = ( bagian pusat )
- perifer = ( bagian tepi )
- Profunda = ( dalam )
- Superfisial = ( dangkal )
- Asendens = ( bagian yang naik )
- Desendens = ( bagian yang turun )
- Kranial = ( bagian kepala )
- Kaudal = ( bagian ekor )
- Ventral = ( bagian depan ruas tulang belakang )
- Dorsal = ( bagian belakang ruas tulang belakang
- Parietal = ( selaput bagian dalam )
- Viseral = ( selaput bagian luar )
- Transversal = ( melintang )
- Longitudinall = ( membujur )


Posisi atau sikap normal anatomi tubuh manusia



4. Pengaturan sinar

- FFD ( Film Focus Distance ) = Jarak antara film dengan objek
- CR ( Central Ray ) = Arah sinar yang digunakan dalam pemotretan yang menunjukan arah atau jalannya sinar tersebut
- CP ( Central Point ) = Pusat sinar yang digunakan dalam pemotretan

5. Istilah-Istilah arah sinar
- AP = Sinar dari depan ke belakang
- PA = sinar dari belakang ke depan
- Dorso Ventral = Sinar dari punggung ke perut
- Ventro Dorsal = Sinar dari perut ke punggung
- Dorso Plantar = Sinar dari punggung ke telapak
- Planto Dorsal = Sinar dari telapak ke punggung
- Supero Inferior = Sinar dari atas ke bawah
- Infero Superior = Sinar dari bawah ke atas
- Latero Medial = Sinar dari tepi ke tengah
- Medio Lateral = Sinar dari tengah ke tepi
- Caudo Cranial = Sinar dari kaki ke arah kepala
- Cranio Caudal = Sinar dari arah kepala ke arah kaki
- Axial = Sinar menembus ke poros sendi

6. Pengaturan faktor eksposi

- kV ( Kilo Volt ) = Kualitas Sinar - x
- mA ( Milli Ampere ) = Kuantitas Sinar - x
- Second = satuan waktu dalam penyinaran


7. Faktor yang mempengaruhi besarnya faktor eksposi

- Ketebalan objek
- FFD (Focus film distance)
- Teknik Pemotretan yang dilakukan (Soft tissue teknik, high kV teknik)

8. Gambaran Rontgen yang baik
adalah yang dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya untuk menentukan diagnosa secara tepat, kriteria penilaian terdiri dari : Kualitas radiografi dan Seni Radiografi

9. Alasannya dilakukan rontgen atau pemotretan

- Fraktur = patah atau retak pada tulang akibat benturan atau kekerasan
- Dislokasi = Terlepasnya atau bergesernya kepala sendi dari mangkok sendi

10. Prinsip-prinsip didalam pemotretan (rontgen)

- untuk mengurangi magnifikasi hendaklah pada setiap pemotretan, tempatkan objke sedekat mungkin dengan film
- luas lapangan penyinaran hendaklah dibuat sekecil mungkin, sesuai dengan kebutuhan penyinaran
- didalam melakukan pemotretan hendaklah dipilih teknik-teknik yang paling menguntungkan, baik bagi kepentingan diagnosa, kenyamanan pasien maupun proteksi radiasi
- hindarilah pengulangan penyinaran akibat kesalahan dalam melakukan teknik posisi atau dalam menentukan faktor eksposi



Contoh gambar meja pemeriksaan :


Contoh gambar Control Table :




Read More......

untuk temand-temand mahasiswa jurusan radiodiagnostik dan radioterapi poltekkes depkes jkt II semester 4 ( Tingkat II ) reguler maupun swadana yang ingin materi kelompok pak khairil tentang jaminan mutu , silahkan kunjungi radiografermoond blogspot (sudah ada link untuk download).

Catatan : materi tersebut sudah mencapai 100%

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD


Read More......

untuk temand-temand mahasiswa jurusan radiodiagnostik dan radioterapi poltekkes depkes jkt II semester 4 ( Tingkat II ) reguler maupun swadana yang ingin folder tentang laporan PKL bahan kontras yang d tugaskan oleh bu susy , silahkan kunjungi radiografermoond blogspot. (sudah ada link untuk download)

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD

Read More......

Untuk temand - temand mahasiswa teknik radiodiagnostik dan radioterapi poltekkes depkes jkt II semester 4 ( tingkat II ) reguler maupun swadana yang ingin materi Radiobiologi II silahkan kunjungi blog radiografermoond blogspot.. (sudah ada link untuk download)

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD

Read More......

Tips untuk memiliki gigi putih dan sehat

tidak di pungkiri lagi bahwa mempunyai Gigi yang putih dan bersih merupakan menjadi idaman semua manusia.. baikkk itu anak kecil maupun orang dewasa.. itu dikarenakan bahwa gigi yang sehat mampu mendongkrak penampilan. Pasalnya, senyuman indah erat kaitannya dengan gigi sehat, putih, berderet rapi, dan kuat.
Membersihkan gigi secara rutin dan memeriksakan kesehatan gigi, serta membatasi makanan yang mengandung gula berlebih merupakan salah satu cara yang wajib Anda lakukan. Namun tak hanya itu saja, makanan yang Anda makan pun berpengaruh pada kesehatan gigi Anda.

Jika Anda ingin memiliki gigi sehat, ada beberapa daftar makanan yang harus Anda hindari dan yang boleh Anda konsumsi. Berikut ulasan singkat dari Carefair:



Daftar makanan yang wajib Anda hindari adalah permen


Permen menempati posisi puncak makanan yang harus Anda hindari. Beberapa jenis permen tertentu memberikan efek lebih buruk pada gigi. Mengemut permen dengan kuat atau mengunyah permen manis sepanjang sore hari merupakan hal terburuk yang pernah Anda lakukan karena bisa merusak gigi. Kandungan gula dari permen tersebut akan tetap menempel pada gigi dalam durasi waktu yang cukup lama, dan ini tentu saja menjadi penyebab utama kerusakan gigi.

Oleh karena itu, Anda bisa mengganti permen dengan sepotong keju atau sepotong permen karet bebas gula. Keju yang kaya akan kalsium juga merupakan salah satu kandungan yang dibutuhkan oleh gigi dan gusi, serta dapat meningkatkan air liur dalam mulut Anda untuk menetralkan asam yang tertinggal dari makanan manis yang Anda makan.




Makanan yang patut Anda konsumsi


Makan sehat pun bisa berkontribusi pada senyuman indah Anda. Makanan yang mengandung antioksidan juga berperan memperkuat gusi gigi tetap sehat dan mencegah berkumpulnya plak pada gigi. Vitamin C, coenzim Q10 dan flavanoids merupakan kandungan yang baik untuk sebuah senyum sehat karena mereka berfungsi melindungi gusi dari kerusakan.

Senyum Anda merupakan aset paling penting. Anda bisa menjaganya dengan memilih makanan yang tepat, dan Anda akan terlihat lebih mengesankan dengan gigi sehat dan senyum yang lebih indah. Miliki deretan gigi indah bak mutiara sekarang juga.

Sumber : www.okezone.com

Read More......

Bagii temand-temand mahasiswa jurusan radiodiagnostik dan radioterapi poltekkes depkes jkt II tingkat II reguler / ekstensi yang ingin mendownload materi kuliah babeh part I, silahkan kunjungi blog radiografermoond (sudah ada link untuk mendownload materi tersebut)

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD PART I

Read More......

Kopi ternyata bisa jadi sahabat Jantung !

JANGAN minum kopi, entar sakit jantung lho! Anggapan awam seperti ini ternyata tak sepenuhnya benar. Karena ternyata kopi bersahabat dengan jantung.Dalam konferensi American Heart Association (AHA) di San Francisco, mendata sejumlah nilai plus peminum kopi. Peminum kopi memiliki risiko rendah untuk penyakit ritme jantung abnormal. Dan tidak ada indikasi dengan meneguk beberapa cangkir kopi bisa meningkatkan risiko Aterosklerosis, atau penebalan dinding pembuluh darah yang menyebabkan serangan jantung. Kandungan lain dalam kopi, selain kafein dapat mengurangi risiko diabetes bagi perempuan yang teratur meminumnya.

Namun salah satu laporan menemukan potensi hubungan antara minum kopi dengan tekanan darah tinggi. Tapi jangan khawatir, efeknya masih bisa ditoleransi.

"Studi tentang ritme jantung ini meneliti 130.054 anggota Kaiser Permanente Medical Care Program yang dirawat akibat gangguan ritme jantung. Sekitar dua persennya mengalami Atrial Fibrillation. Namun, bagi peminum kopi empat cangkir perhari lebih rendah 18 persen risiko terkena jantung dibanding mereka yang tidak minum kopi,” jelas Dr Arthur Klatsky, konsultan jantung senior.

Studi lain yang diikuti 3.000 pria dan wanita usia 20 tahun tidak menemukan hubungan antara konsumsi kopi dan Atherosklerosis, baik laki-laki dan perempuan, kulit hitam atau putih, perokok atau bukan perokok.

Hal ini diamini oleh Jared Reis, ahli Epidemiologi dari US National Heart, Lung and Blood Institute yang menyatakan tidak ada hubungan substansial antara minum kopi dan peningkatan atau penurunan Aterosklerosis.

Tidak hanya itu Women’s Health Study menjelaskan bahwa diabetes tipe 2 (diabetes karena gaya hidup) lebih sedikit dialami peminum kopi. Peneliti membandingkan 359 perempuan postmenopause yang menderita diabetes tipe 2 dan 359 wanita tanpa penyakit. Ditemukan wanita yang minum empat cangkir kopi berkafein sehari, memiliki risiko 56 persen lebih rendah daripada mereka yang tidak mengonsumsi kopi.

“Kopi mengurangi risiko dari efek kafein karena pengikat kafein hormon,” ujar Dr Liwei Chen, asisten profesor University of California, Los Angeles.(Mom& Kiddie//tty)
Sumber : www.Okezone.com


Read More......

Jika bersin di tahan itu juga berbahaya

duhhhh ga nyangka klo seaandainya aja kita maw bersin suka di tahan-tahan apalagii klo bersiin saat dalam situasi yang penting (misalny dalam kondisi rapat, dalam kondisi kuliah, saat d bis, atau d tempat umum) sebaiknya jangan menahan untuk bersin, ada pepatah , bersin lah semaumu sebelum bersin itu dilarang, hahahha, ternyata pepatah itu emang wajiiib d lakukan,, ternyata ehh ternyata klo misalnya bersin d tahan bisa menimbulkan bahaya buat diri kita.. Beberapa orang mencoba menahan bersin dengan cara menekan hidung mereka sehingga keinginan untuk bersin menjadi hilang. Ternyata menahan bersin justru bisa menjadi masalah yang serius jika sering dilakukan.

Kecepatan bersin yang dimiliki manusia adalah 161 km/jam, sehingga jika seseorang menahan untuk bersin maka tubuh harus menahan kecepatan tersebut secara tiba-tiba. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi fungsi tubuh dan menyebabkan kuman yang seharusnya dikeluarkan malah masuk kembali.

"Bersin merupakan kegiatan yang positif karena memiliki fungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut dan tenggorakan) dan ini adalah hal yang baik, sedangkan menahan bersih justru berbahaya karena bisa menimbulkan beberapa risiko,' ujar Dr Michael Roizen, kepala Wellness Officer Clevelend Clinics, seperti dikutip dari Doctoroz.com, Senin (8/3/2010).

Roizen mengungkapkan ada beberapa bahaya yang bisa ditimbulkan jika seseorang menahan bersin yaitu:

1. Menyebabkan patah tulang di tulang rawan hidung
2. Mimisan
3. Pecah gendang telinga
4. Gangguan pendengaran
5. Vertigo
6. Retina yang terlepas atau mengalami emfisema. Hal ini karena tubuh berusaha menahan kecepatan dari bersin yang tinggi. Cedera yang timbul umumnya mempengaruhi struktur bagian dalam kepala.


Emfisema adalah suatu kondisi yang bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, kondisi ini sangat berbahaya dan berpotensi mematikan karena dapat membatasi pasokan udara. Tanda-tanda yang muncul biasanya wajah atau leher yang membengkak dan timbul rasa ketidaknyamanan.

"Untuk membantu seseorang agar mudah bersin bisa dengan cara melihat cahaya terang, hal ini dapat merangsang saraf optik yang melintasi jalur pusat bersin. Selain itu iritasi yang terjadi di saraf dekat pusat bersin juga bisa memicu seseorang untuk bersin," tambahnya.

Saat seseorang bersin biasanya diikuti oleh keluarnya bakteri atau kuman dari dalam tubuh. Hal ini berguna untuk menjaga hidung agar tetap bersih, karenanya seringkali bersin terjadi secara berulang-ulang.

Jadi jangan pernah menahan bersin untuk menghindari beberapa risiko tersebut. Tapi jangan lupa untuk menutup mulut dan hidung dengan tangan, tisu, sapu tangan atau lekukan lengan saat bersin, agar bakteri dan kuman yang keluar tidak membahayakan orang lain.

Sumber: detikcom


Read More......

Hindari rokok sejak dini untuk perempuan

Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa peneliti Norwegia.


"Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun, mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok," kata Dr. Thea F. Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.



Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya 10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.


Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC Public Health.


Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum usia 45 tahun.


Sebanyak 25% adalah perokok saat ini, 28,7% adalah mantan perokok dan 35,2% dilaporkan perokok pasif saat ini. Perokok saat ini adalah 59% lebih mungkin untuk memasuki menopausemenopause dini hampir dua kali lebih umum di kalangan perempuan yang merokok paling banyak. sebelum usia 45 tahun, sedangkan


Namun perempuan yang telah berhenti merokok setidaknya satu dasawarsa sebelum menopause adalah 87% lebih mungkin dibandingkan dengan rekan sebaya mereka yang saat ini merokok dan telah memasuki masa menopause dini.


Dibandingkan dengan perempuan yang menikah, para janda juga menghadapi peningkatan resiko menopause dini, seperti juga perempuan yang mengatakan kondisi kesehatan mereka buruk. Perempuan yang lebih berpendidikan kurang mungkin untuk memasuki menopause dini, tapi mereka juga kurang mungkin menjadi perokok.


Keterlibatan pada kegiatan sosial juga mengurangi resiko menopause dini. Para peneliti tersebut tak menemukan hubungan antara konsumsi kopi atau alkohol atau perokok pasif dengan resiko menopause dini.

"Lebih cepat seorang perempuan berhenti merokok," kata Mikkelsen dan timnya, "Lebih banyak perlindungan yang ia dapatkan sehubungan dengan datangnya menopause dini".



Read More......

Untuk temand-temand tingkat II reguler , yang membutuhkan materi Radiobiologi semester 4 ( Pa Arif Jauhari ) silahkan kunjungi blog ini (sudah tersedia link untuk meng download). terima kasih.

KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD

Read More......

Hubungan Obesitas dan Depresi

OBESITAS dan depresi ternyata berhubungan erat. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa obesitas meningkatkan risiko terjadinya depresi. Sebaliknya, orang yang depresi juga mengalami peningkatan risiko menjadi obesitas.

Penelitian yang dilakukan oleh Leiden University Medical Center, Belanda, ini menemukan fakta bahwa peningkatan risiko depresi penderita obesitas yang awalnya tidak depresi sebesar 55 persen dan depresi meningkatkan risiko obesitas yang awalnya berat badan normal sebesar 58 persen.


”Ada hubungan timbal balik dari waktu ke waktu antara depresi dan obesitas,” kata peneliti utama Dr Floriana S Luppino dari Leiden University Medical Center, Belanda, seperti dikutip Reuters Health. Luppino mengatakan, analisis ini tidak dirancang untuk menentukan jenis orang seperti apa yang rentan terkena risiko depresi, namun hanya untuk mengetahui seberapa besar obesitas meningkatkan risiko tersebut.

Namun sebagai perbandingan, sebuah studi baru-baru ini yang didanai oleh National Institute of Mental Health (NIMH) menemukan bahwa hampir satu dari empat kasus obesitas dikaitkan dengan suasana hati atau gangguan kecemasan.

Temuan ini, kata para peneliti di NIMH seperti tercantum di situsnya, muncul untuk mendukung apa yang studi lain telah temukan yaitu obesitas di mana kasusnya sedang menanjak di Amerika Serikat dikaitkan dengan meningkatnya tingkat depresi warga dan masalah-masalah kesehatan mental lainnya.

Sementara itu, penelitian terbaru yang dilakukan Leiden University Medical Center juga memiliki hasil yang sama. Penelitian tersebut dikumpulkan dari sekitar 15 penelitian yang telah dipublikasikan untuk melihat apakah kelebihan berat badan atau obesitas dikaitkan dengan depresi, begitu juga sebaliknya.

Penelitian yang secara kolektif melibatkan lebih dari 58.000 orang, menggunakan ukuran indeks massa tubuh (body mass index/BMI) untuk mengukur seberapa gemuk atau kurus seseorang. Untuk referensi, orang dewasa Amerika Serikat dengan BMI 25 atau lebih dianggap kelebihan berat badan, namun ada juga yang menyebut ukuran BMI 30 ke atas baru dinyatakan obesitas.

Menjadi gemuk, terang Luppino, tidak hanya meningkatkan risiko depresi, tetapi kemungkinan pemicu depresi yang lebih ganas, yang bukan lagi berkisar pada gejala depresi. Berbeda dengan obesitas, hubungan antara depresi dan kelebihan berat badan (tetapi tidak obesitas) tidak berhubungan timbal balik, namun hanya satu arah. Dia mengatakan, kelebihan berat badan hanya meningkatkan risiko depresi pada orang yang awalnya tidak depresi. Namun, depresi tidak meningkatkan risiko kelebihan berat badan dari waktu ke waktu.

Temuan ini sendiri dilaporkan dalam edisi terbaru Archives of General Psychiatry, yang juga menunjukkan bahwa hubungan antara obesitas dan kemungkinan depresi yang lebih nyata pada warga Amerika dibanding orang Eropa.

Mengapa? ”Sebuah respon asosiasi yang berarti semakin tinggi BMI, semakin banyak orang mengalami depresi mungkin menjelaskan asosiasi,” tutur Luppino. Rata-rata orang Amerika badannya lebih berat daripada ratarata warga Eropa.

Namun, kata peneliti, efek dari tekanan psikologis orang dengan kegemukan tidak boleh diabaikan. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat menyebabkan rendah diri dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh. ”Terutama di negara-negara Barat di mana kurus sering dianggap sebagai sebuah keindahan yang ideal. Keduanya yaitu rendah diri dan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh diketahui meningkatkan risiko depresi,” lanjut Luppino.

Karena depresi dan obesitas membawa implikasi kesehatan yang besar, maka sangatlah penting untuk mencegah dan mengobati keduanya. Tim peneliti dari Belanda ini mendorong para dokter dan tenaga kesehatan profesional lainnya, yang bekerja di berbagai bidang, untuk berkolaborasi dan bertukar keahlian mereka.

Luppino menyarankan, dokter yang merawat pasien yang kelebihan berat badan atau obesitas bisa mengobati juga terkait masalah depresinya. Sementara psikiater atau dokter umum yang mengobati orang depresi dapat menyarankan pasien yang juga mengalami obesitas tersebut untuk menemui ahli diet.

Sementara penelitian lain menyebutkan, kebiasaan baik di rumah seperti sering makan bersama keluarga di rumah dapat mencegah anak mengalami obesitas. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics edisi Maret tersebut menyebutkan bahwa anak yang masih balita dapat berkurang risiko kegemukan hingga 40 persen jika sering makan malam bersama keluarga, pembatasan jam nonton TV, dan cukup tidur.

”Melakukan satu ataupun ketiga hal tersebut terbukti dapat menurunkan risiko obesitas terhadap anak balita,” kata Sarah Anderson PhD, peneliti utama dan asisten profesor epidemiologi di Ohio State University, Amerika Serikat, seperti dikutip webmd.com.

Anak balita yang tinggal di rumah dan mengikuti ketiga pembatasan rutinitas gaya hidup tersebut dapat menurunkan hampir 40 persen lebih rendah risiko obesitas dibandingkan yang tidak melakukan ketiganya. Temuan ini juga memperhitungkan faktor-faktor risiko lain, seperti obesitas pada ibu dan pendapatan rumah tangga.
(Koran SI/Koran SI/tty)


Read More......

[ INFO ] Radiografermoond blog sudah dalam kondisi Tidak Maintenance , Silahkan kunjungi kembali radiografermoond blog. terima kasih.

Read More......

untuk temen" tingkat II reguler Jurusan TRO yang mau download materi kuliah babeh , silahkan kunjungi blog di ini .. (sudah tersedia link untuk kalian men download) , terima kasih.



Klik disini untuk Download

Read More......

Teknik Radiografi Elbow Joint

Elbow Joint ( 2 Posisi )

Ukuran Kaset : 24 x 30 cm melintang di bagi 2 ( AP dan Lateral)

Proyeksi AP

Posisi Pasien :

  • Pasien supine di atas meja pemeriksaan atau Pasien berdiri di samping meja pemeriksaan dengan posisi pasien lebih rendah dari meja pemeriksaan sehingga humerus dan elbow joint pada posisi yang sama ( datar )
  • Atur tangan pasien sehingga tangan pasien dalam posisi Supine / AP dengan tujuan untuk mencegah adanya rotasi pada tulang lengan bawah
  • Atur pertengahan kaset sehingga terletak pada pertengahan elbow joint
  • Pastikan selama eksposi tidak ada pergerakan pada pasien
  • Jangan lupa untuk memberikan marker R atau L dengan posisi label berada di bawah kaset
  • Tempatkan karet timbal atau apron pada daerah pelvis pasien untuk mencegah radiasi hambur dan sebagai salah satu proteksi radiasi terhadap pasien



Kriteria gambar :

  • Terbukanya elbow joint
  • Caput radii , collum radii , dan tuberositas radii sedikit superposisi dengan bagian proximal dari os ulna
  • tidak ada nya rotasi pada epicondilus humeri
  • Adanya Soft tissue dan bony trabeculation


Proyeksi Lateral

Posisi Pasien :

  • Pasien supine diatas meja pemeriksaan atau pasien berdiri di samping meja pemeriksaan dengan posisi lebih rendah dari meja pemeriksaan sehingga humerus dan elbow joint pada posisi yang sama (datar)
  • Posisi awal lengan pasien adalah supine kemudian perlahan-lahan fleksikan elbow joint sebesar 90 derajat dan atur sedemikan rupa supaya humerus dan lengan pasien kontak dengan meja pemeriksaan
  • Atur pertengahan kaset sehingga terletak pada pertengahan elbow joint
  • Pastikan posisi elbow joint pasien dalam keadaan true lateral dan selama eksposi tidak ada pergerakan ataupun rotasi pada lengan pasien.
  • Jangan lupa untuk memberikan marker R atau L dengan posisi label berada di bawah kaset
  • Tempatkan karet timbal atau apron pada daerah pelvis pasien untuk mencegah radiasi hambur dan sebagai salah satu proteksi radiasi terhadap pasien


Kriteria gambar :

  • Terbukanya elbow joint
  • Tampak elbow joint dengan posisi 90 derajat
  • Tuberositas radii menghadap anterior
  • Processus olecranon tampak pada gambaran
  • Sebagian caput radius tampak superposisi dengan processus coronoid
  • Superimposed humeral epicondyles


Read More......